Jumat, 25 November 2022

Teori Biaya Dalam Pengambilan Keputusan Manajerial (Pertemuan 10)

 Universitas Pelita Bangsa

Program Studi S1 Manajemen

Ekonomi Manajerial

Nama : Akhsa Gracia Paulina Masneno

NIM : 112010408

Kelas : MA.20.A2

Dosen : Abdul Latif.,SE.,MM


            Biaya diartikan dengan berbagai cara dan pengertiannya yang tetap dan akan berubah-ubah biasanya biaya berkaitan dengan tingkat harga dengan suatu barang yang siap dibayar jika ada suatu produk secara tunai dan kemuadian barang tersebut segera digunakan maka tidak akan ada masalah yang timbul dalam masalah tersebut, dengan berbagai cara dan Membahas Tentang biaya produksi perusahaan perlu dibedakan kepada dua jangka waktu: jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek adalah jangka waktu di mana perusahaan dapat menanibah salah satu faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dengan kata lain, dalam analisis dimisalkan bahwa sebagian dari faktor-faktor produksi yang digunakan dianggap tetap jumlahnya. Sedangkan jangka panjang adalah jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlahnya dapat ditambah apabila pertambahan itu memang diperlukan. 

            Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk mendaptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Biaya produksi yang dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan kepada dua jenis : biaya eksplisit dan biaya tersembunyi (imputed cost). Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan. Sedangkan biaya tersembunyi adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.

             Pengeluaran yang tergolong sebagai biaya tersembunyi antara lain adalah pembayaran untuk keahlian keusahawanan produsen tersebut, modalnya sendiri yang digunakan dalam perusahaan, dan bangunan perusahaan yang dimilikinya. Cara menaksir pengeluaran seperti itu adalah dengan melihat pendapatan yang paling tinggi yang diperoleh apabila produsen itu bekerja di perusahaan lain, modalnya dipinjamkan atau di investasikan dalam kegiatan lain, dan bangunan yang dimilikinya disewakan kepada orang lain.

            Biaya Peluang (Opportunity COST) menunjukkan kenyataan bahwa semua keputusan didasarkan pada pilihan-pilihan diantara penggunaan alternatif yang terbaik dari sumber daya tersebut. Biaya produksi yang dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan kepada dua jenis : 1.Biaya Eksplisit adalah segala biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi. 2.Biaya Implisit (Tersembunyi) adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan.

JENIS-JENIS BIAYA 

  • Biaya internal adalah segala biaya yang dikeluarkan dalam rangka operasional perusahaan. 
  • Biaya eksternal adalah biaya yang seharusnya ditanggung oleh perusahaan sebagai akibat operasional perusahaan yang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan sekitarnya.
ANALISIS BIAYA PRODUKSI 
Analisis Biaya Produksi, dibedakan menjadi dua jangka waktu: 
  • Biaya jangka pendek yaitu biaya yang menunjukkan sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. Salah satu faktor produksi bersifat tetap, yang lain berubah.
  • Biaya jangka panjang adalah biaya yang menunjukkan semua faktor produksi dapat mengalami perubahan. Semua faktor produksi bersifat berubah.
BERBAGAI PENGERTIAN BIAYA DALAM JANGKA PENDEK 
1. Biaya total (Total Cost) 
2. Biaya tetap total (Total Fixed Cost) 
3. Biaya berubah total (Total Variable Cost) 
4. Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost) 
5. Biaya berubah rata-rata (Average Variable Cost) 
6. Biaya Marjinal (Marjinal Cost) 

1. Biaya Total Dan Jenis-Jenis Biaya Total
            Biaya total adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Konsep Biaya Total dibedakan kepada tiga pengertian : Biaya Total (Total Costs), Biaya Tetap Total (Total Fixed Costs), dan Biaya Berubah Total (Total Variable Costs).

Biaya Total (TC) merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan, Total Costs didapat dari menjumlahkan biaya tetap total (TFC) dan biaya berubah total (TVC).
Biaya Tetap Total (TFC) merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya. Biaya yang jumlahnya tidak berubah ketika kuantitas output berubah. 
Biaya Berubah Total (TVC) merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Biaya yang jumlahnya berubah ketika kuantitas output yang diproduksi berubah.
Biaya Rata-Rata Dan Marjinal dalam analisis mengenai biaya, konsep-konsep yang lebih diutamakan adalah biaya rata-rata dan marginal. 
Biaya rata-rata dibedakan menjadi : 
1. Biaya Tetap Rata-Rata (AFC) 
2. Biaya Berubah Rata-Rata (AVC) 
3. Biaya Total Rata-Rata (ATC)
Biaya Tetap Rata-rata (AFC) yaitu apabila biaya tetap total (TFC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya tetap rata-rata.


Biaya Berubah Rata-rata (AVC) apabila biaya berubah total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya berubah rata-rata.

Biaya Total Rata-rata (AC) merupakan perbandingan antara biaya total dengan kuantitas output.


Biaya Marjinal (MC) merupakan kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit.


BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PANJANG
           Biaya rata-rata jangka panjang (Long Rage Average Cost/LRAC) yaitu biaya rata-rata yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat selalu berubah kapasitas produksinya. Cara membentuk kurva LRAC Kurva LRAC dibentuk dengan menghubungkan berbagai titik pada kurva biaya rata-rata jangka pendek terendah pada berbagai macam tingkat produksi. Titik bersinggungan tersebut merupakan biaya produksi yang paling optimum/minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan dicapai pengusaha dalam jangka panjang. Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang akan digunakannya. Tidak perlu dibedakan antara biaya tetap dan biaya berubah karena semua jenis biaya yang dikeluarkan merupakan biaya berubah.  Akibatnya : terdapat banyak kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan. 

CARA MEMINIMUMKAN BIAYA JANGKA PANJANG 
    Peminimuman biaya produksi jangka panjang tergantung pada : 
  1. Tingkat produksi yang ingin dicapai. 
  2. Sifat dan pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.
SKALA EKONOMI & TIDAK EKONOMI 

1. SKALA EKONOMI Skala kegiatan jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomi apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah. 
2. SKALA TIDAK EKONOMI Kegiatan memproduksi suatu perusahaan dikatakan mencapai skala tidak ekonomi apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi.

FAKTOR PENYEBAB SKALA EKONOMIS 
  1. Spesialisasi faktor-faktor produksi. 
  2. Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lain.  
  3. Memungkinkan produk sampingan diproduksi.
  4. Perusahaan besar mendorong pengembangan kegiatan usaha diluar perusahaan yang berguna kepada perusahaan.

Kamis, 17 November 2022

Teori Produksi Dalam Pengambilan Keputusan (pertemuan 9)

 Universitas Pelita Bangsa

Program Studi S1 Manajemen

Ekonomi Manajerial

Nama : Akhsa Gracia Paulina Masneno

NIM : 112010408

Kelas : MA.20.A2

Dosen : Abdul Latif.,SE.,MM


TEORI PRODUKSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL 

            Teori Produksi adalah yang menjelaskan tentang hubungan antara luaran atau output dengan faktor produksi atau faktor input. Sekarang untuk mengalihkan perhatian kepada persoalan penawaran, yaitu melibat dan mempelajari sikap para produsen dalam menawarkan barang yang diproduksinya. yaitu yang membicarakan mengenai persaingan sempurna, bahwa dalam persaingan sempurna penawaran ditentukan oleh biaya marjinal, yaitu biaya yang dibelanjakan untuk menambah satu unit lagi produksi.

A. FUNGSI PRODUKSI

            Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor- faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi disebut sebagai output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu seperti yang berikut: Q = f (K, L, R, T) Yang dimaksud K adalah jumlah modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan keahlian keusahawanan, R adalah jumlah SDA, dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor- faktor produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya. Dengan kata lain Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara output dan input. Persamaan tersebut merupakan suatu pernyataan matematik yang pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan. Jumlah produksi yang berbeda-beda dengan sendirinya akan memerlu-kan berbagai faktor produksi tersebut dalam jumlah yang berbeda-beda juga. Di samping itu, untuk satu tingkat produksi tertentu, dapat pula digunakan gabungan faktor produksi yang berbeda. Dengan membandingkan berbagai gabungan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu dapatlah ditentukan gabungan faktor produksi yang paling ekonomis untuk memproduksi sejumlah barang tersebut.

Faktor Produksi: 

  1. Tenaga Kerja 
  2. Tanah 
  3. Modal 
  4. Keahlian Keusahawanan 

Dalam teori ekonomi faktor tenaga kerja adalah satu-satunya faktor yang berubah jumlahnya. Jadi dalam menggambarkan faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai, yang digambarkan adalah Hubungan diantara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai. 

Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya kepada dua pendekatan berikut : 

  1. Teori produksi dengan satu faktor berubah
  2. Teori produksi dengan dua faktor berubah. 
1. Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.

The Law of De Minishing Return 

            The Law of De Minishing Return atau hukum hasil lebih yang semakin berkurang adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari teori produksi. Hukum ini menjelaskan sifat pokok dari hubungan di antara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertam-bahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun. Dengan demikian pada hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa hubungan di antara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:

  • Tahap pertama : Produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat
➢Produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat. 
➢Tahap ini dimulai dari titik origin semakin kesatu titik. 
➢Pada kurva total produk dimana AP maksimum pada titik ini AP = MP ( marginal product ) ketika AP     Maksimum -> AP’=0. 
  • Tahap kedua : Produksi total pertambahannya semakin lambat
➢Produksi total pertambahannya semakin lama semakin kecil. 
➢Tahap kedua ini dimulai dari titik AP maksimum sampai titik dimana MP = 0 atau TP maksimum. 
  • Tahap ketiga : Produksi total semakin lama semakin berkurang
➢ Produksi total semakin lama semakin menurun. Tahap 3 ini meliputi dimana MP negatif. 
➢ Inflection point (titik belok) yaitu dimana slope (lereng kurva total mulai berubah) Faktor Produksi.
➢ Faktor produksi tetap yaitu input faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat dirubah dan segera             mengikuti perubahan output. 
➢ Faktor produksi variabel yaitu input yang dapat mengikuti perubahan jumlah output yang dihasilkan.

Kurva Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marjinal
 


Produksi Total, Produksi Rata-Rata, dan Produksi Marjinal

            Produksi marjinal, yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Apabila AL adalah pertambahan tenaga kerja, ATP adalah pertambahan produksi total, maka produksi marjinal (MP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :


            Produksi rata-rata, yaitu produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja. Apabila produksi total adalah TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata (AP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : 



2. Teori Produksi Dengan Dua Faktor Berubah

Faktor Produksi yang berubah adalah tenaga kerja dan modal. Kedua faktor tersebut dapat digantikan fungsinya, artinya Tenaga kerja dapat menggantikan Modal dan Modal dapat menggantikan Tenaga kerja. 

Kurva Produksi Sama (ISOQUANT)


Garis Biaya Sama (Isocost)
Biaya produksi harus diminimumkan untuk menghemat biaya produksi dan memaksimumkan keuntungan. Garis Biaya Sama (Isocost) adalah garis yang dapat membantu meminimumkan biaya yaitu Garis yang menggambarkan faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu. Hal yang diperlukan untuk membuat Isocost, yaitu: 
✓Harga faktor-faktor produksi yang digunakan 
✓Jumlah uang yang tersedia untuk membeli faktor-faktor produksi.

Gambar Garis Isocost 



B. MEMINIMUMKAN BIAYA ATAU MEMAKSIMUMKAN PRODUKSI

            Buat pemisalan mengenai tingkat produksi yang ingin dicapai. Misal: produsen ingin memproduksi sebanyak 1500 unit Berikut adalah gambar garis biaya sama dan kurva produksi dalam satu grafik. Penggabungan grafik dapat menjelaskan : 
1. Apabila jumlah pengeluaran untuk membiayai produksi sudah ditentukan, keadaan yang                        bagaimanakah yang akan memaksimumkan produksi? 
2. Apabila jumlah prpduksi yang ingin dicapai telah ditentukan, keadaan yang bagaimanakah yang            meminimumkan biaya?


Keseimbangan produsen secara grafis
            Seorang produsen berada dalam kondisi keseimbangan apabila dengan sejumlah pengeluaran (biaya) tertentu ia dapat menghasilkan output yang maksimal atau dengan kata lain untuk menghasilkan sejumlah output tertentu diperlukan biaya yang minimal. 







Kamis, 10 November 2022

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN (PERTEMUAN 6 dan 8)

 Universitas Pelita Bangsa

Program Studi S1 Manajemen

Ekonomi Manajerial

Nama : Akhsa Gracia Paulina Masneno

NIM : 112010408

Kelas : MA.20.A2

Dosen : Abdul Latif.,SE.,MM


A. TEORI NILAI GUNA 

            Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan, pendekatannya yaitu: 1. Pendekatan nilai guna (Utiliti) kardinal Yaitu kenikmatan konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. 2. Pendekatan nilai guna (Utiliti) ordinal Yaitu kenikmatan konsumen tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif. Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan kurva kepuasan sama, atau kurva indifferens. yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan) yang sama. Yang dimaksud dengan kurva indiffrens adalah kurva yang mengambarkan konsumen yang mengkonsumsi dua jenis barang sekaligus yang memberikan kepuasan yang sama.

B. PENGERTIAN TOTAL UTILITY (TU) 

            Total Utility atau Utilitas Total dapat didefinisikan sebagai total nilai guna atau total kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang/jasa atau sejumlah atribut-atribut yang melekat pada sebuah barang/jasa.


Kurva nilai guna total bermula dari titik 0, yang menunjukkan tidak ada konsumsi barang x, selanjutnya akan naik seiring dengan bertambahnya jumlah konsumsi, dan pada akhirnya akan turun apabila konsumsi melebihi 8.

C. PENGERTIAN MARGINAL UTILITY (UTILITAS MARJINAL) 

            Marginal Utility (MU) adalah Perubahan terhadap Total Utility setiap terjadi Pertambahan unit barang/jasa yang dikonsumsi. Pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan (atau utility) setiap konsumen dapat diukur secara kuantitatif. Secara sederhana dapat dituliskan dengan rumus seperti berikut ini : 

MU = Total Utility/Unit barang yang dikonsumsi

Asumsi Penggunaan Pendekatan: 

  • Konsisten dalam preferensi 
  • More is better 
  • Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility) berlaku, yaitu bahwa semakin banyak sesuatu barang dikonsumsikan, maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun.  
  • Konsumen selaku berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum.
D. PENGERTIAN THE LAW OF DIMINISHING MARGINAL UTILITY 

            Definisi: Hukum yang menyatakan bahwa Marginal Utility atau Utilitas Marginal suatu barang yarg dikonsumsi secara terus menerus akan cenderung menurun. Hukum ini akan lebih mudah dipahami apabila kita memperhatikan persyaratan agar Hukum ini dapat diterima oleh logika yaitu; 1) Barang/jasa yang dikonsumsi sama. 2) Interval waktu mengkonsumsi relatif pendek.


E. KONSEP KURVA KEPUASAN SAMA (INDIFFERENT CURVE) 
            Definisi: Kurva Kepuasan Sama atau Indifferent Curve adalah sebuah kurva atau garis yang menyatakan tempat kombinasi beberapa barang/jasa "2 buah barang/jasa" yang memberikan kepuasan yang sama. Cara memahami definisi: 
1. Kombinasi menyatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan manusia bukan hanya pada satu jenis barang/jasa. Akan tetapi beragam jenis nya. 
2. Penggunaan kata "2 buah barang/jasa" adalah untuk memudahkan kita melihatnya pada tampilan grafik 2 (dua) dimensi. 
3. Sehingga dimanapun letak kombinasi itu, selama masih pada kurva atau garis yang sama, maka nilai kepuasan yang diberikan adalah sama.
            Pada hakikatnya Derivasi dari Fungsi Permintaan konsumen adalah didasarkan kepada Kurva Kepuasan sama atau Indifferent Curve. Kurva ini menyatakan preferensi/kesukaan/pilihan konsumen atas beberapa alternatif yang ada. Seandainya konsumen dihadapkan kepada situasi untuk memilih di antara beberapa pilihan "2 barang" yaitu X dan Y dengan selalu mengacu kepada ketersediaan anggaran atau "Income" yang dimilikinya. Maka Utility atau kepuasan yang akan diperoleh dapat dituliskan dalam notasi: U = f {X,Y}, dimana X dan Y menyatakan jumlah barang X dan Y yang dikonsumsi.
Ciri2 Indeference Curve : 
1. Berlereng/slope negatif. Hal ini menunjukkan apabila dia ingin mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus mengorbankan konsumsi terhadap barang Y. 
2. Cembung ke titik origin (Convex) derajat penggantian antar barang konsumsi semakin menurun. Hal ini masih berkaitan dgn hukum Gossen, dimana apabila pada titik tertentu semakin banyak mengkonsumsi barang X akan mengakibatkan kehilangan atas barang Y tidak begitu berarti dan sebaliknya atas barang Y. 
3. Tidak saling berpotongan Kurva Indiference menggambarkan kombinasi dua macam input untuk menghasilkan output yg sama (yaitu kepuasan). 
4. Turun dari kiri atas ke kanan bawah untuk kombinasi antara barang X dan Y artinya semakin ke kanan atas (menjauhi titik origin) semakin tinggi tingkat kepuasannya.


Asumsi-asumsi model kurva indiferens :
  • Model utilitas secara ordinal (kepuasan konsumen tidak dapat diukur dalam satuan apapun)
  • Utilitas Konsumen = f (barang X, Y, Z, …) 
  • Keseimbangan kepuasan konsumen 


  • Maksimisasi Kepuasan konsumen dibatasi garis anggaran (budget line)
GARIS ANGGARAN ( Budget Line) Adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan/anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu. Konsumen hanya mampu membeli sejumlah barang yg terletak pada atau sebelah kiri garis anggaran (Budget Line).


Menentukan Jumlah Kepuasan Konsumen



F. SYARAT PEMAKSIMUMAN UTILITAS 
            Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan utilitas marjinal yang sama besarnya.



Utilitas Maksimum & Kurva Permintaan
  • Efek Substitusi (Ketika harga yang lebih tinggi menyebabkan substitusi barang-barang lain untuk memenuhi kepuasan). 
  • Efek Pendapatan (Peningkatan harga menurunkan pendapatan riil dan mengurangi konsumsi terhadap komoditas yang diinginkan).

G. SURPLUS KONSUMEN 
            Adalah kesediaan konsumen membayar dikurangi jumlah yang sebenarnya dibayarkan konsumen.

Contoh Empat Kesediaan Membayar Dari Para Calon Pembeli :


Mengukur Surplus Konsumen Dengan Kurva Permintaan




"BIDANG YANG TERLETAK DI BAWAH KURVA PERMINTAAN DAN DI ATAS GARIS HARGA MENGUKUR SURPLUS KONSUMEN DI SUATU PASAR"

Pengaruh Harga Terhadap Surplus Konsumen



H. TEORI NILAI GUNA (UTILITI) 
            Di dalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau utiliti. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya. Dalam membahas mengenai nilai guna perlu dibedakan di antara dua pengertian: nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.

I. HIPOTESIS UTAMA TEORI NILAI GUNA 
            Hiporesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif - yaitu apabila konsumsi ke atas barang tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi semakin sedikit. Apakah makna dari hipotesis tersebut? Pada hakikatnya hipotesis tersebut menjelaskan bahwa pertambahan yang terus-menerus dalam mengkonsumsi suatu barang tidak secara terus menerus menambah kepuasan yang dinikmati orang yang mengkonsumsikannya. Pada permulaan-nya setiap tambahan konsumsi akan mempertinggi tingkat kepuasan orang tersebut. Misalnya, apabila seseorang yang berbuka puasa atau baru selesai berolahraga memperoleh segelas air, maka ia memperoleh sejumlah kepuasan daripadanya, dan jumlah kepuasan itu akan menjadi bertambah tinggi apabila ia dapat meminum segelas air lagi. 




Pasar Monopolistik (Pertemuan 14)

  Universitas Pelita Bangsa Program Studi S1 Manajemen Ekonomi Manajerial Nama : Akhsa Gracia Paulina Masneno NIM : 112010408 Kelas : MA.20....