Universitas Pelita Bangsa
Program Studi S1 Manajemen
Ekonomi Manajerial
Nama : Akhsa Gracia Paulina Masneno
NIM : 112010408
Kelas : MA.20.A2
Dosen : Abdul Latif.,SE.,MM
A. TEORI NILAI GUNA
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua
macam pendekatan, pendekatannya yaitu: 1. Pendekatan nilai guna (Utiliti) kardinal
Yaitu kenikmatan konsumen dapat
dinyatakan secara kuantitatif. 2. Pendekatan nilai guna (Utiliti) ordinal
Yaitu kenikmatan konsumen tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif. Tingkah
laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan
memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan kurva
kepuasan sama, atau kurva indifferens. yaitu kurva yang
menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan) yang sama. Yang dimaksud dengan kurva
indiffrens adalah kurva yang mengambarkan konsumen yang
mengkonsumsi dua jenis barang sekaligus yang memberikan
kepuasan yang sama.
B. PENGERTIAN TOTAL UTILITY (TU)
Total Utility atau Utilitas Total dapat didefinisikan sebagai
total nilai guna atau total kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsi sejumlah barang/jasa atau sejumlah atribut-atribut
yang melekat pada sebuah barang/jasa.
Kurva nilai guna total bermula dari titik 0, yang menunjukkan tidak
ada konsumsi barang x, selanjutnya akan naik seiring dengan
bertambahnya jumlah konsumsi, dan pada akhirnya akan turun apabila
konsumsi melebihi 8.
C. PENGERTIAN MARGINAL UTILITY (UTILITAS
MARJINAL)
Marginal Utility (MU) adalah Perubahan terhadap Total
Utility setiap terjadi Pertambahan unit barang/jasa yang
dikonsumsi. Pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan
(atau utility) setiap konsumen dapat diukur secara kuantitatif. Secara sederhana dapat dituliskan dengan rumus
seperti berikut ini :
MU = Total Utility/Unit barang yang dikonsumsi
Asumsi Penggunaan Pendekatan:
- Konsisten dalam preferensi
- More is better
- Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility)
berlaku, yaitu bahwa semakin banyak sesuatu barang
dikonsumsikan, maka tambahan kepuasan (marginal utility)
yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang
dikonsumsikan akan menurun.
- Konsumen selaku berusaha mencapai kepuasan total yang
maksimum.
D. PENGERTIAN THE LAW OF DIMINISHING
MARGINAL UTILITY
Definisi: Hukum yang menyatakan bahwa Marginal Utility
atau Utilitas Marginal suatu barang yarg dikonsumsi secara terus
menerus akan cenderung menurun. Hukum ini akan lebih mudah
dipahami apabila kita memperhatikan persyaratan agar Hukum ini dapat diterima oleh logika yaitu; 1) Barang/jasa yang dikonsumsi
sama. 2) Interval waktu mengkonsumsi relatif pendek.
E. KONSEP KURVA KEPUASAN SAMA (INDIFFERENT CURVE)
Definisi: Kurva Kepuasan Sama atau Indifferent Curve
adalah sebuah kurva atau garis yang menyatakan
tempat kombinasi beberapa barang/jasa "2 buah
barang/jasa" yang memberikan kepuasan yang
sama.
Cara memahami definisi:
1. Kombinasi menyatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari
kebutuhan manusia bukan hanya pada satu jenis barang/jasa.
Akan tetapi beragam jenis nya.
2. Penggunaan kata "2 buah barang/jasa" adalah untuk
memudahkan kita melihatnya pada tampilan grafik 2 (dua)
dimensi.
3. Sehingga dimanapun letak kombinasi itu, selama masih pada
kurva atau garis yang sama, maka nilai kepuasan yang
diberikan adalah sama.
Pada hakikatnya Derivasi dari Fungsi Permintaan konsumen
adalah didasarkan kepada Kurva Kepuasan sama atau Indifferent
Curve. Kurva ini menyatakan preferensi/kesukaan/pilihan
konsumen atas beberapa alternatif yang ada. Seandainya
konsumen dihadapkan kepada situasi untuk memilih di antara
beberapa pilihan "2 barang" yaitu X dan Y dengan selalu mengacu
kepada ketersediaan anggaran atau "Income" yang dimilikinya.
Maka Utility atau kepuasan yang akan diperoleh dapat dituliskan
dalam notasi:
U = f {X,Y}, dimana X dan Y menyatakan jumlah barang X
dan Y yang dikonsumsi.
Ciri2 Indeference Curve :
1. Berlereng/slope negatif. Hal ini menunjukkan apabila dia ingin
mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus
mengorbankan konsumsi terhadap barang Y.
2. Cembung ke titik origin (Convex)
derajat penggantian antar barang konsumsi semakin menurun.
Hal ini masih berkaitan dgn hukum Gossen, dimana apabila
pada titik tertentu semakin banyak mengkonsumsi barang X
akan mengakibatkan kehilangan atas barang Y tidak begitu
berarti dan sebaliknya atas barang Y.
3. Tidak saling berpotongan
Kurva Indiference menggambarkan kombinasi dua macam
input untuk menghasilkan output yg sama (yaitu kepuasan).
4. Turun dari kiri atas ke kanan bawah untuk kombinasi antara
barang X dan Y artinya semakin ke kanan atas (menjauhi titik
origin) semakin tinggi tingkat kepuasannya.
Asumsi-asumsi model kurva indiferens :
- Model utilitas secara ordinal (kepuasan konsumen
tidak dapat diukur dalam satuan apapun)
- Utilitas Konsumen = f (barang X, Y, Z, …)
- Keseimbangan kepuasan konsumen
- Maksimisasi Kepuasan konsumen dibatasi garis
anggaran (budget line)
GARIS ANGGARAN ( Budget Line) Adalah garis yang menunjukkan jumlah
barang yang dapat dibeli dengan sejumlah
pendapatan/anggaran tertentu, pada
tingkat harga tertentu. Konsumen hanya mampu membeli
sejumlah barang yg terletak pada atau
sebelah kiri garis anggaran (Budget Line).
Menentukan Jumlah Kepuasan
Konsumen
F. SYARAT PEMAKSIMUMAN UTILITAS
Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk
membeli unit tambahan dari berbagai jenis
barang akan memberikan utilitas marjinal
yang sama besarnya.
Utilitas Maksimum & Kurva Permintaan
- Efek Substitusi (Ketika harga yang lebih tinggi menyebabkan
substitusi barang-barang lain untuk memenuhi
kepuasan).
- Efek Pendapatan (Peningkatan harga menurunkan pendapatan riil
dan mengurangi konsumsi terhadap komoditas
yang diinginkan).
G. SURPLUS KONSUMEN
Adalah kesediaan konsumen membayar dikurangi jumlah yang sebenarnya dibayarkan konsumen.
Contoh Empat Kesediaan Membayar Dari Para
Calon Pembeli :
Mengukur Surplus Konsumen Dengan Kurva
Permintaan
"BIDANG YANG TERLETAK DI
BAWAH KURVA PERMINTAAN
DAN DI ATAS GARIS HARGA
MENGUKUR SURPLUS
KONSUMEN DI SUATU PASAR"
Pengaruh Harga Terhadap Surplus
Konsumen
H. TEORI NILAI GUNA (UTILITI)
Di dalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang
diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan barang-barang
dinamakan nilai guna atau utiliti. Kalau kepuasan itu semakin
tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya. Dalam
membahas mengenai nilai guna perlu dibedakan di antara dua
pengertian: nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai guna
total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang
diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau
pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.
I. HIPOTESIS UTAMA TEORI NILAI GUNA
Hiporesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai
hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun, menyatakan
bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari
mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit
apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke
atas barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan
menjadi negatif - yaitu apabila konsumsi ke atas barang tersebut
ditambah satu unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi
semakin sedikit. Apakah makna dari hipotesis tersebut? Pada
hakikatnya hipotesis tersebut menjelaskan bahwa pertambahan
yang terus-menerus dalam mengkonsumsi suatu barang tidak
secara terus menerus menambah kepuasan yang dinikmati orang
yang mengkonsumsikannya. Pada permulaan-nya setiap tambahan
konsumsi akan mempertinggi tingkat kepuasan orang tersebut.
Misalnya, apabila seseorang yang berbuka puasa atau baru selesai
berolahraga memperoleh segelas air, maka ia memperoleh
sejumlah kepuasan daripadanya, dan jumlah kepuasan itu akan
menjadi bertambah tinggi apabila ia dapat meminum segelas air
lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar